Saturday, January 22, 2011

Jangan.. Jangan.. Jangan... (utk renungan lelaki)





Jangan jadikan Aku Istrimu,
jika nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain,
kamu harus tahu meski bosan mendengar suara dengkurmu,
melihatmu begitu pulas,
wajah mantan pacarku yang terlihat begitu sempurnapun takkan mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian.

Jangan Jadikan Aku istrimu,
jika nanti kamu enggan bangun hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun tengah malam,
sedang selama 9 bulan aku harus membawanya di perutku,
membuat badanku pegal dan tak bisa tidur sesukaku.

Jangan Jadikan Aku Istrimu,
jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka maupun sedih dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita.
kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang siap menampung curahan hatiku,
padamu aku hanya ingin berbagi dan aku bukan hanya teman tidurmu yang tidak bisa di ajak bercerita sebagai seorang sahabat.

Jangan Jadikan Aku Istrimu,
jika nanti kamu langsung tertidur setelah kita bercinta,
kamu harus tahu aku menikmati kebersamaan denganmu dan mendengar rayuan gombalmu yang lebih terdengar lucu dari pada romantis adalah saat2 yang ku tunggu..

Jangan Jadikan Aku Istrimu,
jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menceraikan diriku
kamu tahu betul kita memang berbeda dan bukan persamaan yang menyatukan kita tapi komitmen kita untuk hidup bersama.

Jangan Jadikan Aku Istrimu,
jika nanti kamu memilih tamparan dan kata2 kasar untuk memperinagtkan kesalahanku, sedang aku tidak tuli dan masih bisa mendengar kata-katamu yang lembut tapi berwibawa.

Jangan Pilih Aku Sebagai Istrimu,
jika nanti setelah seharian bekerja kamu tidak segera pulang dan memilih bertemu dengan teman-temanmu.
Sedang seharian aku sudah begitu lelah dengan cucian dengan setrikaan yang menumpuk dan aku bahkan tidak sempat menyisir rambutku, anak dan rumah bukan hanya kewajibanku karena kamu menikahiku bukan untuk jadi pembantu tapi pendamping hidupmu dan jika boleh memilih aku akan memilih mencari uang dan kamu di rumah saja sehingga kamu tahu bagaimana rasanya.

Jangan Pilih Aku Sebagai Istrimu,
jika nanti kamu lebih sering berkutat dengan pekerjaanmu bahkan di hari minggu daripada meluangkan waktu bersama keluarga.
Aku memilihmu bukan karena aku tahu aku akan hidup nyaman dengan segala fasilitas yang bisa kamu persembahkan untukku.
Harta tidak pernah lebih penting dari kebersamaan kita membangun keluarga larema kita tidak hidup hari ini saja.

Jangan Pilih Aku Jadi Istrimu,
jika nanti kamu malu membawaku ke pesta pernikahan teman-temanmu dan memperkenalkanku sebagai istrimu.
Meski aku bangga karena kamu memilihku tapi takkan ku biarkan kata-katamu menyakitiku bagiku pasangan bukan sebuah trofi apalagi pajangan,
bukan hanya seseorang yang sedap di pandang mata tapi menyejukkan batin ketika dunia tak lagi menyapa.
Rupa adalah anugerah yang akan pudar terkikis waktu dan pada saat itu kamu akan tahu kalau pikiran dangkal telah menjerumuskanmu.

Jangan Pilih Aku Sebagai Istrimu,
jika nanti kamu berpikir akan mencari pengganti ketika tubuhku tak selangsing sekarang.
Kamu tentunya tahu kalau kamu juga ikut andil besar dengan melarnya tuguhku karena aku tidak punya waktu untuk diriku sedang kamu selalu menyempatkan diri ketika teman-temanmu mengajakmu berpetualang.

Jangan Buru-buru Menjadikan Aku Istrimu,
jika saat ini kamu masih ingin bersenang-senang dengan teman-temanmu dan beranggapan aku akan melarangmu bertemu mereka setelah kita menikah.
Kamu tidak tahu akupun masih ingin menghabiskan waktu bersama teman-temanku untuk sekedar ngobrol atau creambath di salon dan tidak ingin apa yang di sebut "kewajiban" membuatku terisolasi dari pergaulan aku semakin d sibukkan dengan urusan rumah tangga.
Menikah bukan untuk menghapuskan identitas kita sebagai individu tapi kita tahu kita harus selalu menghormati hak masing-masing tanpa melupakan kewajiban.

Jangan Buru-buru Menikahiku,
jika saat ini kamu masih ingin meraih impian mimpi muda aku hanya akan menjad ipenghalang untuk langkahmu itu,
meski menikah denganmu adalah
impian terbesarku,
aku tidak akan keberatan menunda itu demi cita-citamu karena aku juga punya cita-cita dan aku tahu bagaimana rasanya jika berhasil meraihnya.

Jangan Buru-buru Menikahiku,
jika saat ini kamu sungkan pada orang tuaku dan merasa tidak nyaman karena waktu semakin menunjukkan kekuasaanya.
Bagiku hidup lebih lebih dari angka yang kita sebut umur,
aku tidak ingin menikah karena kewajiban atau untuk menyenangkan keluargaku.
Menikah denganmu adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidupku yang tidak ingin ku sesali hanya karena terburu-buru.

Jangan Buru-buru Menikahiku,
jika sampai saat ini kamu masih berpikir mencuci adalah pekerjaan perempuan,
aku takkan keberatan membetulkan genting rumah dan berubah menjadi satpam untuk melindungi anak-anak dan hartamu ketika kamu keluar kota.

Hapus Aku Dari Daftar Calon Istrimu,
jika saat ini masih ada perempuan yang menarik hatimu dan rasa penasaran membuatmu enggan mengenalkanku pada teman-temanmu.
Kamu harus tahu meski cintamu sudah ku perjuangkan,
aku takkan ragu untuk meninggalkanmu.

Jangan Jadikan Aku Istrimu,
jika kamu masih berpikir kamulah cinta pertamaku sedang setiap hari aku masih harus mendengar nama-nama mantanmu dan berusaha sekuat tenaga menghilangkan rasa cemburu yang mungkin tidak beralasan tapi kamu harus yakin,
kamulah cinta terakhir dan satu-satunya cinta yang ingin ku jalani sampai akhir hayatku...

Jangan Jadikan Aku Sebagai Istrimu,
jika kamu pikir bisa menduakan cinta kamu mungkin tak tahu seberapa besar aku mengagungkan sebuah cinta tapi aku juga tidak akan menyakiti diriku sendiri jika cinta yang ku pilih mengkhianatiku.

Jangan Jadikan Aku Sebagai Istrimu,
jika kamu berpikir aku mencari kesempurnaan jangan pernah berpikir menjadikanku sebagai istrimu jika kamu belum tahu satu saja alasan karena aku harus menerimamu sebagai suamiku

No comments: